Huruf
hijai’yah (arab), ternyata mengandung rahasia jurus-jurus untuk membangkitkan
tenaga dalam yang dimiliki setiap orang. Misalnya huruf Lam – Alif, jika
dilakukan dengan benar, penuh keyakinan diri dan meyakini kebesaran Allah SWT,
maka akan dapat digunakan untuk memutuskan atau menarik pusat penyakit fisik
maupun batin, termasuk ilmu-ilmu yang akan dikeluarkan dari tubuh seseorang.
Dasar keilmuan yang berasal dari Rasulullah Muhammad SAW (Hadist Tabrani Baihaqi) itu, kini dikembangkan oleh Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia yang berpusat di Babadan, Gedong Kuning, Yogyakarta. Silat Tauhid merupakan satu satunya pergerakan yang mengembangkan huruf huruf hijaiyah di Indonesia “ tandas guru utama dan pewaris tunggal Silat Tauhid Andri Rifai Ibnu Gambang, SH.
Dari nabi
Muhammad SAW, Ilmu silat Tauhid sampai ke Syaidina Ali – Syekh Makdum Ibrahim
atau lebih dikenal dengan nama Sunan Bonang. Oleh Sunan Bonang diciptakanlah
jurus-jurus silat dari gerakan –gerakan dasar tubuh yang disebut jurus
Hijai’yah. (rahasia huruf-huruf Al Qur’an) sekitar 1510M
Secara
turun temurun ilmu itu dipegang oleh Kian Santang (Sunda), Syeikh Yusuf
(Cirebon) dan sampai pada seorang sufi di linggarjati. Dari sufi inilah Ilmu
Silat Tauhid diturunkan kepada AR Gambang. SH.
Berat
Selama 5 tahun , AR Gambang yang waktu itu masih muda digembleng fisik dan mentalnya oleh Guru, melalui puasa wirid dan dzikir. “Pada awalnya memang terasa berat. Bahkan ketika diminta berpuasa mutih, saya hanya tahan 2 hari. Namun dengan dorongan Guru, saya akhirnya dapat melalui ujian dan berhak menyandang sebagai pewaris tunggal.”
Cerita Gambang.
Selama 5 tahun , AR Gambang yang waktu itu masih muda digembleng fisik dan mentalnya oleh Guru, melalui puasa wirid dan dzikir. “Pada awalnya memang terasa berat. Bahkan ketika diminta berpuasa mutih, saya hanya tahan 2 hari. Namun dengan dorongan Guru, saya akhirnya dapat melalui ujian dan berhak menyandang sebagai pewaris tunggal.”
Cerita Gambang.
Selama itu
pula sang guru memerintahkan Gambang untuk melakukan Riyadho atau perjalanan
menemui Ajengan, Kiai dan pendekar lainnya. Dari mereka Gambang bisa
membandingkan berbagai tenaga ilmu batin yang ada, dan akhirnya mengakui bahwa
ilmu Sujud Silat Tauhid adalah asli dan bukan merupakan pecahan ilmu lainnya.
Setelah
mendapat wasiat keilmuan, maka sejak tahun 1987 ilmu sujud disebarkan oleh
Gambang dalam bentuk majelis dzikir. Atas anjuran pihak yang berwenang,
dibentuklah organisasi dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat
Tauhid Indonesia, tanggal 9 Maret 1992. Semenjak berdirinya padepokan inilah
anggota Silat Tauid berkembang pesat. “Kini siswanya mencapai 160.000 orang
yang menyebar diseluruh tanah air dengan 25 cabang STI yang telah diresmikan.”
Banyak Bersujud
Rahasia Ilmu Silat Tauhid disebut ALif Lam Mim, artinya “Hanya Allah SWT yang tahu”. “Untuk keberhasilan dalam semua penggunaan silat tauhid maka setiap anggota dituntut untuk melakukan ibadah, terutama shalat 5 waktu dengan Lillahi ta’alaa dan bukannya karena ilmu ini. Sebab ibadah hanyalah untuk Allah SWT semata” tandas Gambang.
Rahasia Ilmu Silat Tauhid disebut ALif Lam Mim, artinya “Hanya Allah SWT yang tahu”. “Untuk keberhasilan dalam semua penggunaan silat tauhid maka setiap anggota dituntut untuk melakukan ibadah, terutama shalat 5 waktu dengan Lillahi ta’alaa dan bukannya karena ilmu ini. Sebab ibadah hanyalah untuk Allah SWT semata” tandas Gambang.
Selain
ilmu agama, seluruh siswa Silat Tauhid juga diajarkan ilmu peninggalan leluhur
bangsa Indonesia sesuai kemampuan. Secara keseluruhan, ilmu tersebut meliputi
tenaga dalam, asma, dan hikmah (batin).
Laku
puasa, wirid dan dzikir juga lebih ditekankan guna memperkuat batin. Ketiga
ilmu tersebut disebut ilmu sujud, maksudnya mengajak setiap orang bersujud.
“Karena itu, hanya orang muslim yang dapat masuk menjadi anggota, walaupun ilmu
ini adapat digunakan untuk menolong umat tanpa membedakan agama, baik dalam hal
beladiri, pengobatan, maupun muamalah” Jelas Gambang.
Untuk
mampu menguasai semua ilmu itu seorang anggota harus menguasai ilmu sujud dalam
bentuk olah pernafasan. Tingkat penguasaan ilmu sujud ini ada 7, yakni : (1)
tingkat dasar (Iqra’), 12 jurus dengan masa belajar sekitar 3 hari, (2)
lanjutan (Iman), 12 jurus 1 tahun (3) Gabungan (Kalam), 15 jurus, 1 tahun, (4)
Pendekar (Akbar), 1 jurus, 1 tahun (5) Pendekar 1 (Langkah Rasul) 1 jurus,1 tahun
(6) Pendekar 2 (Tali Tauhid) 1 jurus 1 tahun, (7) Dzikir (Takharuf), tidak
terbatas, Sujud (Ikhlas/Sufi’iya) merupakan puncak keilmuan sujud.
“Pada
dasarnya, ikhlas, sabar, tawakal, dan rendah hati merupakan kunci keberhasilan
meraih hasil yang maksimal” Tandas Gambang. Mempergunakan ilmu untuk kebaikan
dan kemaslahatan (kesejahteraan) umat, memperbanyak dzikir, taat pada orang tua
dan guru serta kiai dan harus hafal jurus-jurus yang diajarkan serta melatih
pernafasan.
Sedangkan
pantangannya antara lain melanggar ajaran Islam, durhaka pada orang tua dan
guru, melawan orang sabar dan alim, mempergunakan ilmu untuk kerusakan dan
kejahatan, mendahului menyerang lawan dan menggunakan jurus di tempat ibadah
atau tempat lain yang mengganggu ketertiban umum.
Sumber : Pewaris Tunggal STI, AR.
Gambang
0 komentar:
Posting Komentar